Sabtu, 23 April 2022

JALAN TEMPAT PARA PENJUAL MINYAK WANGI

Seorang pemulung, yang melangkahkan kaki di jalanan penjual minyak wangi, tersungkur seolah-olah mati. Orang orang mencoba untuk membangunkannya dengan bau-bauan yang wangi, tetapi keadaan dia justru semakin memburuk.

Akhirnya seorang bekas pemulung datang, dan menyadari kondisinya. Dia meletakkan sesuatu yang berbau kotor di bawah hidung lelaki itu dan tak lama kemudian dia bangun, sembari berteriak, “Inilah minyak wangi!”

Kau harus menyiapkan diri terhadap perubahan di mana tak ada sesuatu pun yang akrab dengan diri anda. Setelah mati, jati dirimu harus memberikan reaksi terhadap rangsangan di mana kamu telah diberi peluang untuk mencicipinya di sini.

Jika kau masih saja terikat denga sedikit hal yang kau akrabi, ini hanya akan membuatmu sengsara, seperti dilakukan minyak wangi terhadap pemulung yang tersungkur pada jalan pembuat minyak wangi itu.

***

Parabel ini mejelaskan sendiri. Al-Ghazali menggunakannya pada abad ke-11  Alchemy of Happiness (Kimia Kebahagiaan) untuk menggaris bawahi ajaran sufi, bahwa hanya sebagian hal saja yang keberadaannya kita akrabi memiliki persamaan dengan ‘dimensi lain’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar