Sekali lagi Hoja diundang Timur Lenk. Hoja ingin membawa buah tangan berupa itik panggang. Sayang sekali, satu kaki dari itik telah dimakan Hoja pagi itu. Setelah berpikir-pikir, akhirnya Hoja membawa juga itik panggang berkaki satu itu menghadap Timur Lenk.
Seperti yang kita harapkan, Timur Lenk bertanya pada Hoja, "mengapa itik panggang ini hanya berkaki satu, Mullah Hoja?"
"Memang di negeri ini itik-itik hanya memiliki satu kaki. Kalau Anda tidak percaya, cobalah lihat di kolam."
Mereka berdua berjalan ke kolam. Di sana, banyak itik berendam sambil mengangkat sebuah kakinya, sehingga nampak hanya berkaki satu.
"Lihatlah," kata Hoja puas, "di sini itik hanya berkaki satu."
Tentu Timur Lenk tidak mau ditipu. Maka ia pun berteriak keras. Semua itik kaget, menurunkan kaki yang dilipat, dan beterbangan.
Tapi Hoja tidak kehilangan akal. "Subhanallah," katanya, "bahkan itik pun takut pada keinginan Anda. Barangkali kalau Anda meneriaki saya, saya akan ketakutan dan secara reflek menggandakan kaki jadi empat dan kemudian terbang juga."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar